Selasa, 14 Mei 2013

SKRIPSI ARHAM AMIRUDDIN







HASIL  PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN KELISTRIKAN OTOMOTIF JURUSAN MEKANIK OTOMOTIF
SMK NEGERI 5 MAKASSAR



ARHAM AMIRUDDIN
032  214  014



JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2008


BAB I
PENDAHULUAN

  A. Latar belakang
Pendidikan adalah  usaha untuk membebaskan manusia dari belenggu kebodohan (penjajahan nalar) dan kebejatan (penjajahan moral). Menurut Madjid (dalam Sidi, 2001: xii) “sekolah berfungsi sebagai lembaga pendidikan sekaligus lembaga pengajaran“. Pendidikan berorientasi moral-spiritualitas, dan sekaligus kognisi (kecerdasan). Sekolah seharusnya mengembangkan fungsi pendidikan secara dominan. Freire (2002: 123) menyebut semacam ini sebagai penyadaran. Pendidikan dapat mengubah pandangan hidup, budaya, dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak berbagai tabir kehidupan sekaligus  menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan. Pendidikan  menurut Meier (2002: 41) “bertujuan mempersiapkan manusia untuk menghadapi berbagai perubahan yang membutuhkan kekuatan pikiran, kesadaran dan kreatifitas“.
            Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komperatif sesuai dengan standar nasional. Hal ini ditandai dengan dikembangkannya kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004) yang didasarkan pada PP nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian kewenangan pusat dan daerah. Dan kemudian diubah lagi menjadi kurikulum tingkat satuan pembelajaran, ini demi memperoleh sistem kurikulum pembelajaran yang tepat.
1
 
Di sisi lain upaya yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) adalah melakukan pergeseran paradigma dalam proses belajar yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan contextual teaching learning (CTL), dimana siswa sendiri yang lebih aktif belajar mandiri dari berbagai sumber belajar.
Demikian halnya di SMK Negeri 5 Makassar  ini, khususnya pada jurusan Otomotif, usaha-usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang tercermin pada prestasi belajar siswa dengan hasil belajar yang ditunjukkan oleh kemampuan dalam menguasai kompetensi suatu Mata Diklat (Pendidikan dan Latihan) khususnya pada Mata Diklat praktek masih menghadapi permasalahan dimana masih adanya beberapa siswa yang harus mengulang atau tidak kompeten dalam suatu Mata Diklat yang telah dipelajarinya.
Media Audio Visual ini dirancang dalam bentuk animasi yang berisikan gambar bergerak serta suara. Materi pembelajaran yang akan disampaikan adalah materi yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di SMK Negeri 5 Makssar. Jenis media yang akan digunakan adalah media Audio Visual gerak yang berupa Video, CD, film rangkai dan suara, LCD, televisi, komputer,  serta gambar animasi.
Pada Mata Diklat Kelistrikan otomotif di SMK Negeri 5 telah tersedia berbagai macam media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas  pembelajaran dan kesemuanya itu telah diterapkan terhadap siswa untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Akan tetapi hasil belajar yang lebih maksimal masih perlu peningkatan guna mencapai hasil belajar yang berkualitas, dengan tingkat kelulusan bisa mencapai 100%, maka dipilihlah media audio visual sebagai media pembelajaran untuk lebih memacu prestasi belajar siswa di SMK Negeri 5. Media audio visual memang sudah lama menjadi salah satu media pembelajaran di SMK Negeri 5 dan hasilnya kurang memuaskan dalam hal merangsang motivasi belajar siswa, karena bentuk, isi, serta pesan yang disampaikan masih banyak siswa yang kurang memahami karena bahasa yang dihadirkan menggunakan bahasa Inggris,  maka dari itu penulis berkeinginan untuk menghadirkan media pembelajaran audio visual yang mudah dipahami dan diterima oleh siswa sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku di sekolah itu.
Data yang diperoleh dari guru penanggung jawab mata Diklat kelistrikan bahwa pada semester genap tahun 2007, jumlah siswa kelas 2 sebanyak 96 orang yang mengikuti mata Diklat kelistrikan terdapat 75 siswa (76%) yang dinyatakan lulus dan 21 siswa (24%) yang tidak kompeten atau dinyatakan tidak lulus. Dengan perhitungan individual setiap siswa rata-rata memperoleh nilai C untuk mata Diklat kelistrikan otomotif dan  30 siswa yang memperoleh nilai maksimal A dan B. Dengan kategori perhitungan untuk nilai A adalah 10, nilai B adalah 9 dan 8, nilai C adalah 7 dan 6.
            Kenyataan ini menggambarkan bahwa prestasi belajar siswa kelas 2 masih belum maksimal karena rata-rata perolehan nilai setiap siswa didominasi dengan nilai C. Oleh karena itu, berdasarkan masalah di atas, maka peneliti memilih penelitian mengenai tentang penggunaan media audio visual dalam pembelajaran kelistrikan otomotif pada siswa kelas 2 di SMK Negeri 5 Makassar. Adapun alasan penulis mengadakan penelitian di lokasi tersebut karena SMK Negeri 5 merupakan sekolah andalan khususnya di wilayah Sulawesi Selatan yang akan bertaraf Internasional, sehingga dengan adanya studi tentang penggunan media pembelajaran Audio visual ini diharapkan lebih meningkatkan prestasi belajar yang dapat mempertinggi kualitas hasil belajar terkhusus pada mata pelajaran kelistrikan otomotif.
B. Rumusan masalah
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:  
1. Seberapa besar prestasi siswa dalam belajar kelistrikan otomotif dengan     menggunakan media ?
2.  Apakah ada perbedaan prestasi antara siswa yang menggunakan media dengan   yang tidak menggunakan media ?
C. Tujuan penelitian
            Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.  Adanya peningkatan prestasi siswa dalam belajar kelistrikan otomotif dengan menggunakn media.
2.  Ada perbedaan prestasi antara siswa yang menggunakan media dengan yang tidak menggunakan media.
D. Manfaat hasil penelitian
            Suatu penelitian diharapkan dapat membawa manfaat yang besar bagi semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh antara lain:
a.       Bagi Guru-Guru
Sebagai salah satu sumber informasi, yang dapat memperkaya tingkat pemahaman mengenai pentingnya menerapkan metode mengajar yang tepat dan efektif dalam setiap proses belajar mengajar di SMK.

b.      Bagi Peneliti
Sebagai rujukan dan informasi untuk penelitian selanjutnya terutama bagi Mahasiswa yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai topik yang relevan dengan penelitian ini.
c.       Bagi Siswa
Sebagai bahan pelajaran baru bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar kelistrikan otomotif, serta mampu mengembangkan keterampilan yang dimiliki siswa
d.      Bagi Sekolah
Sebagai referensi serta bahan masukan bagi sekolah demi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah ke depan, khususnya dalam penyajian media pembelajaran.
 

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.  Tinjauan Pustaka
1. Media dalam Pembelajaran
Proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum agar para siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan yakni mengantarkan para siswa mengalami perubahan-perubahan tingkah laku yang dapat hidup mandiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sehingga untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, para siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah menempuh berbagai pengalaman belajarnya.
6
 
Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan pengajaran sampai kepada siswa, sehingga siswa menguasai tujuan pengajaran.
Media pembelajaran menurut Arief S. Sadiman, 1984 (dalam Ridwan, 2003) mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Ada berbagai macam definisi pembelajaran yang menurut beberapa orang berbeda-beda, namun pada hakikatnya terdapat kesamaan arti yaitu merupakan sarana atau alat perantara terjadinya proses pembelajaran. Dengan kata lain, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan, dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
 Pendidikan yang berlangsung di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dilaksanakan melalui program pengajaran dalam berbagai studi dan pembinaannya melalui lembaga kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan, menurut tuntutan kurikulum. Setiap bidang studi mempunyai tujuan dan penekanan yang harus dicapai atau yang dikuasai oleh siswa sehingga dengan demikian tercipta pendidikan yang bermutu tinggi dan berkualitas.
Dalam metodologi ada dua aspek yang paling menonjol, yaitu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai tidaknya suatu tujuan pengajaran.
Pola pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran sebagai sumber-sumber disamping guru dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.    Pola pembelajaran dibantu media
Dalam praktek pembelajaran sebenarnya tidak ada pola yang kaku antar komponen pembelajaran. Pola kombinasi yang lengkap dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.  Pola kombinasi dalam pembelajaran (Muliati, 2000:162)
2.   Media audio visual dalam Pembelajaran Otomotif
            Sebaliknya suatu program media tunggal seringkali dapat mencakup beberapa fungsi sekaligus secara simultan. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
a. Memberikan pcngetahuan tentang tujuan belajar.
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan diperolehnya atau keterampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan. Untuk pembelajaran dalam perilaku psikomotorik atau kognitif, media visual khusus menampilkan gerak yang dapat mempertunjukkan kinerja (performance) yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.
b. Memotivasi siswa.
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan, dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran.
c. Menyajikan informasi.
Dalam sistem pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa kelompok tantangan, kurikulum yang sama, media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Ada tiga jenis variasi penyajian informasi: (1) penyajian dasar (basic), membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas; (2) penyajian pelengkap (supplementary), setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa sumber-sumber tambahan ke dalam kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan cara apapun. (3) penyajian pengayaan (enrichment), merupakan informasi yang tidak merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, didiadakan karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.

d. Merangsang diskusi.
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai papan loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, seringkali melalui simulasi atau contoh pengalaman manusia yang spesifik. Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus diskusi.
e. Mengarahkan kegiatan siswa.
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar-sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan siswa dilakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step). Pcnyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti tugas latihan sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.
f. Pelaksanakan latihan dan ulangan.
Dalam belajar keterampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor pengulangan respon-respon dianggap sangat penting untuk kemajuan kecepatan dan tingkat kemahiran. Istilah (drill) digunakan untuk jenis respon yang lebih sederhana seperti menterjemahkan kata-kata asing atau mengucapkan kata-kata asing. (practice) biasanya berhubungan dengan kegiatan yang lebih kompleks yang membutuhkan koordinasi dari beberapa ketrampilan dan biasanya merupakan penerapan pengetahuan, misalnya latihan simulasi, memecahkan berbagai bentuk masalah. Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi, khususnya oleh media yang dikelola komputer.
g. Menguatkan belajar.
Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang diharapkan, setelah diberikan stimulus. Penguatan paling efektif diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Karena itu harus terintegrasi dengan fungsi media yang membangkitkan respon siswa. Jenis penguatan yang umum digunakan adalah pengetahuan tentang hasil (knowledge of results). Suatu program media menyajikan pertanyaan kepada siswa, kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk segera mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar, maka ia dikuatkan. Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika ditunjukkan seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, maka hal tersebut juga merupakan penguatan. Media apapun yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun yang mampu melakukan fungsi ini, ia juga dirancang untuk memberikan jawaban benar terhadap pertanyaan kognitif, segera setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga dimungkinkan untuk membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera mungkin.
h. Memberikan pengalaman simulasi.
Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi terhadap responnya sendiri, sehingga dapat melatih perilaku kompleks yang membutuhkan lingkungan khusus. Contoh yang sering ditemui adalah simulator mobil yang digunakan untuk latihan mengendarai mobil dan simulator rangkaian kelistrikan yang akan diurai oleh para siswa. Instruktur biasanya menjadi bagian dari sistem, memberikan penilaian segera dan menyelipkan kerusakan pada sistem untuk memberikan siswa latihan mengatasi masalah. Media komunikasi seringkali memegang peranan penting dalam simulasi, mulai dari mengolah respon/informasi yang diberikan siswa, sampai kepada memberikan informasi tentang pencapaian siswa dalam sistem simulasi.
Proses visualisasi merupakan salah satu kegiatan dari pengembangan media audio-visual. Salah satu karakteristinya adalah: visual lebih dipentingkan dari audionya. Dengan kata lain, pada pengembangan program audio-visual, hal-hal yang berupa visualisasi dari gagasan atau ide diharapkan dapat lebih memegang peran di dalam penyampaian pesannya. (www.Duniaguru.com)
Media cukup banyak macamnya, Raharjo, 1991 (dalam Arsyad, 2002) menyatakan bahwa ada media yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Ada pula yang penggunaannya tergantung pada hadirnya seorang guru, tutor atau pembimbing (teacher independent). Media yang tidak harus tergantung pada hadirnya guru lazim tersebut media instruksional dan bersifat “self Contained”, maknanya: informasi belajar, contoh, tugas dan latihan serta umpanbalik yang diperlakukan telah diprogramkan secara terintegrasi.
Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pengajaran, pengelompokan atas media dapat ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, media visual, media audio-visual, dan media serbaneka.
1. Media Audio : radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon .
2. Media Visual :
a. Media visual diam : foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai (film stip) , transparansi, mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta, dan globe.
b.   Media visual gerak : film bisu .


3. Media Audio-visual
a. Media audiovisual diam : televisi diam, slide dan suara, film rangkai dan suara ,
    buku dan suara.
b. Media audiovisual gerak : video, CD, film rangkai dan suara, LCD, televisi,
          komputer, gambar animasi dan suara.
4. Media Serba aneka :
a. Papan dan display : papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding,
    papan    magnetic, white board, mesin pangganda.
b. Media tiga dimensi : realia, sampel, artifact, model, diorama, display.
c. Media teknik dramatisasi : drama, pantomim, bermain peran, demonstrasi,
    pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka, simulasi.
d. Sumber belajar pada masyarakat : kerja lapangan, studi wisata, perkemahan.
e. Belajar terprogram
f. Komputer
Penggunaan media untuk tujuan pembelajaran diawali dengan menggunakan alat bantu visual dalam menyajikan pengalaman konkrit melalui visualisasi. Saat ini, media pembelajaran dengan menggunakan media audio visual  mulai dikenal secara luas sejak dikenalnya televisi, karena televisi mampu menyajikan gambar bergerak hasil rekaman kegiatan makhluk hidup. Dibandingkan alat bantu visual, media audio visual mampu membangkitkan antusiasme dan emosi siswa yang melihatnya.
Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar digambarkan oleh Dale, 1969 (dalam Arsyad, 2002: 7) mengungkapkan bahwa sebagai suatu proses komunikasi, materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa sehingga dapat dikuasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (enconding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (deconding). Cara pengolahan pesan oleh guru dan murid dapat digambarkan sebagi berikut:


 
  





Gambar 3. Pesan dalam komunikasi
Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagi indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima atau mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa.  Levie & Levie, 1975 (dalam Arsyad, 2002: 8) yang mereviu hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus kata memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-turut.
Belajar dengan dengan menggunakan indera ganda memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar.  Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya, Baugh dalam Achsin, 1986 (dalam Arsyad, 2002: 9). Sementara itu, (Dale dalam Arsyad, 2002: 9) memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Berdasarkan penelitian mengenai kemampuan mengingat yang dilakukan oleh perusahaan Sovocom Company di Amerika disimpulkan sebagai berikut: Verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, Visual saja 20%, Audio Visual 50%. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar.
Dilihat dari perkembangannya, media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta, mempertinggi daya serap dan retensi  belajar siswa.
            Media audio visual memiliki kemampuan untuk mengantarkan seorang siswa dalam mengarahkan imajinasinya agar lebih memahami pesan yang coba disampaikan dalam sebuah metode pengajaran dari mata pelajaran, serta meningkatkan persepsi, meningkatkan pengertian, meningkatkan pengalihan belajar, meningkatkan retensi, dan memberi penguatan untuk mengetahui hasil yang ingin dicapai. Hal ini tidak lain disebabkan karena media audio visual selain menggunakan media teks, juga menampilkan bentuk lain seperti gambar, suara dan film secara bersamaan (audio visual). Kita ketahui bersama bahwa ada berbagi macam media pembelajaran yang telah dijelaskan di atas, kesemuanya itu turut memberi pengaruh terhadap proses belajar demi tercapainya hasil belajar yang berkualitas, akan tetapi sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga lambat laun pertumbuhan media pembelajaran juga mengalami perubahan ke arah yang lebih maju. Maka hadirlah pembelajaran media audio visual sebagai penggabungan media audio dan media visual yang telah ada sebelumnya.



3. Prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yakni “prestatie” yang berarti hasil yang menyenangkan hati atau hasil pekerjaan dengan jalan keuletan kerja. Dalam kamus Inggris-Indonesia “prestasi” diartikan suatu “achievment” yang berarti mencapai sukses. Prestasi merupakan kemampuan maksimum yang dicapai seseorang sebagai akibat dari perlakuan kegiatannya. Dalam kamus bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.
“Prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan aktual yang dapat diukur berupa penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai sebagai hasil dari apa yang dipelajari di sekolah/kampus” Ginting, 1991 (dalam Yogi 2004). Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga domain yaitu domain kognitif, domain psikomotorik dan domain afektif.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari usaha belajar yang dicapai oleh peserta didik berupa tingkat kemampuan aktual yang dapat diukur dengan menggunakan suatu konsep pengukuran tertentu yang telah dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok.
Belajar merupakan bagian dari suatu kehidupan. Seseorang dikatakan telah melakukan proses belajar bila pada orang tersebut mengalami perubahan misalnya dari segi pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan dan kematangan serta aspek-aspek lain dan perubahan tersebut merupakan hasil dari kegiatan seperti latihan dan pengalaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (1989:5) sebagai  berikut:
Belajar adalah suatu hal yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap kebiasaan serta aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar.

Sedangkan Winarno (1984:14) memberikan pengertian bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri manusia.
 Pengertian prestasi belajar memiliki penafsiran yang bervariasi. Beberapa batasan mengenai prestasi belajar antara lain dikemukakan oleh Abdullah (1989:7) sebagai berikut :
“Prestasi belajar sebagai indikator kualitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak. Tinggi rendahnya prestasi belajar dapat menjadi indikator sedikit banyaknya pengetahuan yang diketahuinya dalam bidang studi atau kurikulum tertentu”.

Sejalan dengan itu, Mappa (1977:2) memberikan batasan bahwa prestasi belajar sebagai hasil suatu hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes standar untuk mengukur keberhasilan siswa.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah pengetahuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu bidang studi atau kurikulum tertentu yang diukur dengan menggunakan tes.



G. Kerangka berpikir
Gambar 4. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada pokok pikiran seperti telah diuraikan dalam latar belakang dan tinjauan pustaka diperoleh suatu gambaran bahwa dalam proses belajar mengajar diharapkan suatu perubahan kegiatan yang mencakup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Dimana diketahui media audio visual merupakan alat transformasi pendidikan yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,  dikarenakan tingkat pemahaman siswa yang cukup beragam.
Salah satu sasaran pemerintah dalam penyempurnaan sistem pendidikan di negara kita adalah peningkatan mutu pendidikan. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut, maka pelaksanaan proses belajar mengajar yang selama ini pengajaran berpusat pada guru diubah menjadi pengajaran yang berpusat pada siswa. Karena hasil belajar yang dicapai siswa sangat bergantung pada bagaimana seorang guru melaksanakan suatu pembelajaran di sekolah.
            Salah satu pendekatan pembelajaran  yang berorientasi untuk menumbuhkan potensi, prestasi belajar dan pengembangan kemampuan/keterampilan-keterampilan dalam diri siswa adalah pendekatan-pendekatan keterampilan dengan penyediaan alat belajar secara visual. Penerapan pendekatan dengan audio visual memungkinkan pemahaman konsep-konsep pembelajaran dalam bidang otomotif khususnya kelistrikan otomotif yang dipelajari akan lebih dipahami oleh siswa. Karena dalam prosesnya siswa diberikan kebebasan bekerja dan mencari sendiri dalam mengembangkan kemampuan. Dengan begitu perilaku-perilaku kreatif akan muncul sebagai hasil dari pemikiran-pemikiran kreatif siswa. Dimana hasil pemikiran yang awalnya adalah imajinatif, sehingga dapat dimengerti dengan melihat secara nyata proses kerja pengaliran arus listrik.


H. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
“Terdapat perbandingan yang signifikan tentang penggunaan media audio visual pada pembelajaran kelistrikan otomotif Jurusan mekanik otomotif  SMK Negeri 5 Makassar”.

 

 
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni variabel eksperimen dan variabel kontrol. Variabel eksperiman (X) yakni penggunaan media audio visual sedangkan variabel kontrol (Y) yakni prestasi belajar.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan yaitu quasi-eksperimen (eksperimen semu) berupa desain statis dengan dua kelas. Kelas eksperimen diberikan pengajaran dengan penggunaan media audio visual. Adapun desainnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1: Format desain pengumpulan data
Kelas
Pengajaran
Hasil evaluasi
Eksperimen
X1
X2
Kontrol
Y1
Y2
Keterangan :
X1 = Pengajaran dengan penggunaan media audio visual
Y2 = Pengajaran tanpa penggunaan media audio visual
X1 = Hasil tes untuk kelas eksperimen
23
 
Y2 = Hasil tes untuk kelas kontrol.


21
 
 
            Sedangkan untuk kelas kontrol tidak diberikan pelajaran dengan menggunakan media audio visual. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol masing-masing diberikan perlakuan yang sama antara lain :
1.      Kondisi Ruangan (Tata Letak)
2.      Guru Yang Mengajar
3.      Waktu yang dipergunakan
4.      Identifikasi Pelaksanaan
5.      Evaluasi
B. Definisi operasional
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini terdiri dari dua variabel. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, maka peneliti memberi defenisi sebagai berikut :
a.      Media audio visual adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru dalam memfasilitasi siswa untuk berpikir baik dari segi makroskopik, mikroskopik hingga aspek simbolik menggunakan media teks dan menampilkan bentuk lain seperti gambar, suara dan film secara bersamaan (audio visual).
b.      Prestasi belajar siswa kelas 2 SMK Negeri 5 Makassar adalah hasil belajar yang diperoleh pada pelajaran kelistrikan otomotif.



C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2 SMK Negeri 5 Makassar dengan jumlah 106 siswa.
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling), yaitu dengan memilih satu kelas dari keseluruhan kelas 2 yang ada, yaitu kelas 2 Ot 1 yang berjumlah 30 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa populasi dalam penelitian ini bersifat homogen. Artinya, pada sekolah ini tidak ada pengelompokan siswa berdasarkan kriteria prestasi belajar. Maka setiap kelas mempunyai tingkat kemampuan yang sama.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data nilai prestasi siswa dengan cara melakukan evaluasi dimana pengambilan data dilakukan dengan satu kali tes. Yaitu dengan melakukan uji soal yang berbentuk tes objektif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak 20 nomor dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice test) dengan pilihan sebanyak 5 dan bobotnya 1 jika benar dan 0 jika salah.
E. Teknik Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan dua jenis statistik, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsi data pada tahap pertama analisis data.
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik distributor skor masing-masing variabel dengan rata-rata (mean) dan standar  deviasi.
Rata-rata dihitung dengan menggunakan rumus:
                                                                                 (Sujana, 1996:67)
Keterangan:
x     = Harga rata-rata
X1   = Nilai
n     = Jumlah pengulangan
Standar  Deviasi  (S) dihitung dengan menggunakan rumus:
                                                                (Sugiyono, 2002:50)
Keterangan:
S      = Simpanan baku (Standar Deviasi)
x      = Jumlah kuadrat rata-rata
X1    = Harga mutlak
n       = Jumlah perulangan
      = Sigma

Sedangkan statistik inferensial dipergunakan untuk menguji hipotesis statistik untuk mengurai dalam pengambilan kesimpulan yaitu dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikasi ά = 0,10 % untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan media audio visual terhadap prestasi belajar pada pembelajaran kelistrikan otomotif di SMK Negeri 5 Makassar. Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ho : μ1     <   μ2
Ha : μ1     >   μ2
Ho  :  Tidak ada perbandingan penggunaan media audio visual pada pembelajaran kelistrikan otomotif SMK Negeri 5 Makassar.
Ha     :   Ada perbandingan penggunaan media audio visual pada pembelajaran kelistrikan otomotif SMK Negeri 5 Makassar.
Untuk menguji hipotesis di atas menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut:
                                                                                 (Tiro, 1998)
Keterangan:
t           = Perbedaan (harga T)
x1         = Rata-rata skor  Pre-Test (kelompok pertama)
x2         = Rata-rata skor  Pre-Test (kelompok kedua)
s           =  Standar Deviasi
n1         = Jumlah perulangan pada kelompok pertama
n2         = Jumlah perulangan pada kelompok kedua

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Penelitian
Uraian dalam bab ini terdiri dari dua kelompok yaitu penyajian analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Pada bagian analisis data, meliputi hasil deskripsi dan pengujian hipotesis.
1.      Deskripsi Data
Deskripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data objek penelitian sebagaimana adanya pada saat penggunaan media audio visual terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap mata diklat kelistrikan otomotif pada SMK Negeri 5 Makassar.
Adapun pengujian pada kelas eksperimen diperoleh dari hasil penelitian yang objeknya adalah siswa kelas dua yang berjumlah 28 orang dari 30 orang siswa pada kelas 2 TO , untuk perhitungan rata-rata (Mean) dengan total 466 dan  rata-ratanya adalah 17,25. Sedangkan untuk pengujian pada kelas kontrol dengan jumlah siswa 27 orang dari 30 orang siswa  pada kelas 2 AC,  diperoleh rata-rata 13,33 dari total 360 jumlah perolehan jawaban yang tepat.
Untuk lebih  jelasnya tentang keadaan rata-rata (Mean) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat kita lihat pada tabel 2 berikut ini.



28
 
 
Tabel 2 : Data hasil penelitian pada kelas eksperimen





















JUMLAH
RATA-RATA

STANDAR DEVIASI




14
17.25
-3.25
10.5625
16
17.25
-1.25
1.5625
16
17.25
-1.25
1.5625
17
17.25
-0.25
0.0625
17
17.25
-0.25
0.0625
16
17.25
-1.25
1.5625
18
17.25
0.75
0.5625
18
17.25
0.75
0.5625
17
17.25
-0.25
0.0625
17
17.25
-0.25
0.0625
16
17.25
-1.25
1.5625
15
17.25
-2.25
5.0625
16
17.25
-1.25
1.5625
16
17.25
-1.25
1.5625
17
17.25
-0.25
0.0625
16
17.25
-1.25
1.5625
18
17.25
0.75
0.5625
17
17.25
-0.25
0.0625
17
17.25
-0.25
0.0625
18
17.25
0.75
0.5625
17
17.25
-0.25
0.0625
16
17.25
-1.25
1.5625
16
17.25
-1.25
1.5625
17
17.25
-0.25
0.0625
17
17.25
-0.25
0.0625
17
17.25
-0.25
0.0625
18
17.25
0.75
0.5625
16
17.25
-1.25
1.5625








466

Jumlah
34.75
17.25926

Standar Deviasi (S)
1.287037037


Varians
1.656464335

Sumber : Hasil penelitian 2008

Dari pengamatan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pencapaian rata-rata 17,25  pada kelas eksperimen telah diperoleh Standar Deviasi (S) sebanyak 1,28 dan varians pada kelas eksperimen sebanyak 1,65.






Text Box: Perolehan nilai siswa



Siswa sesuai urutan

 
 














Gambar 5. Diagram perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen.



Tabel 3. Data hasil penelitian pada kelas control.
 





















JUMLAH
RATA-RATA

STANDAR DEVIASI




14
13.33
0.67
0.4489
17
13.33
3.67
13.4689
14
13.33
0.67
0.4489
10
13.33
-3.33
11.0889
17
13.33
3.67
13.4689
14
13.33
0.67
0.4489
11
13.33
-2.33
5.4289
13
13.33
-0.33
0.1089
10
13.33
-3.33
11.0889
17
13.33
3.67
13.4689
13
13.33
-0.33
0.1089
18
13.33
4.67
21.8089
9
13.33
-4.33
18.7489
15
13.33
1.67
2.7889
18
13.33
4.67
21.8089
17
13.33
3.67
13.4689
10
13.33
-3.33
11.0889
17
13.33
3.67
13.4689
17
13.33
3.67
13.4689
15
13.33
1.67
2.7889
11
13.33
-2.33
5.4289
12
13.33
-1.33
1.7689
11
13.33
-2.33
5.4289
13
13.33
-0.33
0.1089
13
13.33
-0.33
0.1089
5
13.33
-8.33
69.3889
9
13.33
-4.33
18.7489












360

Jumlah
290.0003
13.33333

Standar Deviasi (S)
11.15385769


Varians
124.4085414



















Sumber : Hasil penelitian 2008

Dari pengamatan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pencapaian rata-rata 17,25  pada kelas kontrol telah diperoleh Standar Deviasi (S) sebanyak 11,15  dan varians pada kelas eksperimen sebanyak 124,40.

Text Box: Perolehan nilai siswa 












Gambar 6. Diagram perolehan nilai rata-rata kelas kontrol.





2.      Pengujian hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada perbedaan terhadap penggunaan media audio visual terhadap mata diklat kelistrikan otomotif pada jurusan mekanik otomotif SMK Negeri 5 Makassar. Bahwa pada penelitian yang telah dilaksanakan, dimana ada dua kelas yang menjadi objek penelitian yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol.
 Pada penelitian kelas eksperimen menunjukkan pengaruh yang cukup tinggi, karena pada penelitian ini digunakan media audio visual sebagai bahan pengajaran. Hasil yang diperoleh pun cukup memuaskan, karena evaluasi yang dilakukan setelah diberi pengajaran rata-rata (17,25) menjawab dengan tepat. Sementara pada penelitian kelas kontrol  yang pengajarannya tidak menggunakan media audio visual terdapat selisih yang tidak begitu jauh yakni dari perolehan rata-rata (13,33). Untuk mengetahui perbedaan penggunaan media audio visual pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka digunakan analisis statistik uji-t yang diperlihatkan pada lampiran 3.
Hasil perhitiungan uji-t diperoleh dengan nilai t hitung 1,37 nilai ini kemudian di konsultasikan  dengan nilai t tabel pada  taraf siknifikasi α = 0,10  dengan  dk 28+27-2= 53 di dapat t tabel 1,30. Karena t hitung  >  t tabel sehingga berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang dikemukakan, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya, bahwa ada perbandingan penggunaan audio visual pada pembelajaran kelistrikan otomotif di SMK Negeri 5 Makassar.

B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan media audio visual pada pembelajaran kelistrikan otomotif pada jurusan mekanik otomotif SMK Negeri 5 Makassar, dinyatakan bahwa ada pebedaan pada pembelajaran kelistrikan otomotif yang menggunakan media audio visual dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media audio visual.
Namun dari hasil penelitian diketahui bahwa untuk total perolehan jawaban yang tepat pada kelas eksperimen sebanyak 466 dengan rata-rata (17,25), sedangkan untuk total perolehan jawaban yang tepat pada kelas kontrol sebanyak  360 dengan rata-rata (13,33). Selisih dari  jawaban yang tepat pada saat pemberian evaluasi setelah diberikan pengajaran, yakni 106 dengan rata-rata (3,92). Jadi terjadi kenaikan untuk jawaban yang tepat setelah diberikan mengajaran dengan  menggunakan media audio visual.
Hal ini merupakan suatu informasi yang penting bagi peneliti serta semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah, bahwa penggunaan media itu sangat penting dalam membantu guru dalam hal pengajaran, akan tetapi akan lebih baik lagi jika alat bantu pengajaran adalah media audio visual yang memiliki paduan gerak dan suara yang bisa langsung dipahami oleh siswa di sekolah serta memudahkan guru pada waktu pengajar.

 

BAB V

KESIMPULAN  DAN SARAN


A.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Ada pengaruh terhadap penggunaan media audio visual pada pembelajaran kelistrikan otomotif  jurusan mekanik otomotif SMK Negeri 5 Makassar.
2.      Terdapat perbedaan pada kelas eksperimen yang menggunakan media audio visual dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media audio visual.
3.      Bahwa penggunaan media audio visual lebih baik dibanding tidak menggunakan media audio visual.
B.     SARAN
Beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah:
1.      Untuk dapat mengajar dengan menggunakan media audio visual, diharapkan seorang guru harus menguasai betul materi yang akan diajarkan serta mampu membuat media pembelajaran yang memadukan unsur animasi gerak dan suara.
2.      Seiring dengan perkembangan teknologi yang berbasis IT, diharapkan media serta bahan ajar haruslah terus diperbaharui, mengingat saat ini kita sudah sangat jauh tertinggal dengan perkembangan modern.

Diharapkan kepada teman mahasiswa dan guru untuk mengembangkan lagi media audio visual ini ke arah yang lebih baik dan dapat membuat media pengajaran lainnya yang sesuai dengan bidang dan keterampilan kita masing-masing


 

 
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ambo Enre. 1989. Pokok-Pokok Layanan Bimbingan Belajar. Makassar : Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Ujung Pandang.

Arifin, Muliati, dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang : Universitas Negeri Malang.

Arikunto, S. 2002. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Freire, Polo. 2002. Terjemahan oleh Agung Prihantoro. Politik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar  

Hadi, Sutrisno. 1970. Metodologi Research 4. Yogyakarta: Yayasan Penertbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadja Mada.

Kamil, Musthapa Yogi. 2004. Pembuatan Software Multimedia Interaktif Pembelajaran Kimia. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mappa, Syamsu. 1977. Psikologi Pendidikan. Makassar: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Ujung Pandang.

Meier, Dave. 2002. Terjemahan oleh Rahman Astuti. The Accelerated Learning. Bandung: Kaifa.

Natsir, Nuryadin. 2006. Perbandingan Temperatur Motor Berdasarkan Pemakaian Jenis Busi Pada Sepeda Motor 4 Tak. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar.

Ridwan, 2003. Pengaruh interaksi edukatif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi di Madrasah Aliyah DDI Alliritengae Maros. Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu-ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar.

Sidi, Indra Jati. 2001. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina 

Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 

Sudjana, Nana. 2002.  Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algesindo.



 
 

Sugiyono, 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alpabeta..

26
 
Tiro, Muhammad Arif, 1998. Dasar-Dasar Statistik. Makassar: Makassar State University Press.

Winarno, Surjani. Jurnal Media Komunikasi Kimia/Thn. 6/No. 1/Februari 2002/Sekilas Tentang Kimia Komputasi Dan Beberapa Situs Kimia Menarik di Internet. Malang : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

www.Duniaguru.com / Portal guru (Tanggal akses  27 Desember 2007)








                                                           

Tidak ada komentar: